Bila Allah menakdirkan aku untuk kembali ke Yogjakarta, baik itu untuk berlibur, bekerja, atau meneruskan sekolah lagi, ada beberapa tempat yang ingin kukunjungi, yaitu :
• Tempat kostku yang dulu di Jl. Ireda no. 143 Yogjakarta. Tepatnya di belakang Purawisata dan tak jauh dari situ ada Kali Code. Aku ingin tahu bagaimana keadaan tempat kostku itu. Apakah Mas Kokok dan istrinya masih menjaga tempat itu? Yang pasti aku kangen sekali dengan tempat kostku itu. Walaupun jauh dari UGM tapi kosku itu tempat yang sangat nyaman dan tenang serta murah.
• Tak jauh dari tempat kostku, aku ingin melihat warung tempat dulu aku sering membeli kacang goreng, kerupuk, atau makanan kecil. Disini aku kenal dengan si Mbak-e yang temannya Mas Gigon (teman satu kostku). Aku juga kenal dengan si Ibu yang juga baik dan ramah.
• Sekitar beberapa rumah dari warung itu, aku ingin sekali jajan dan menemui Ibu penjaga warung seperti yang kisahnya kuceritakan dalam artikel "MY HANDS". Aku tak tahu juga apakah rumah itu masih berdiri tegak atau tidak. Tapi aku ingin sekali menemui Ibu itu dan bernostalgia sejenak.
• Angkringan di depan jalan raya yang juga tak jauh dari kost-anku. Disinilah aku akhirnya mulai mengenal yang namanya angkringan dan nasi kucing. Makan disini memang murah. Seorang Ibu muda yang menjual makanan dengan la kadarnya. Warungnya itu hanya sebuah meja dan diatasnya ditaruh berbagai makanan khas angkringan. Lokasinya tepat di sebuah toko yang sudah tutup. Ibu itu juga sangat baik padaku. Aku biasa makan nasi kucing seharga Rp. 500 dan teh manis juga Rp. 500. Kadang-kadang aku menambahkan nasi kucingku itu dengan tempe dan tahu yang seharga Rp. 100. Aku sering terenyuh bila makan disini. Oiya, aku juga satu-satunya pemuda yang suka makan disini.
• Wartel tempatku menelepon. Letaknya juga tak jauh dari tempat kostku. Aku sering meluangkan waktu untuk menelepon teman-teman dan para mentee-mentee ku di sini. Kadang aku juga menelepon keluarga dan Murobbiku disini. Pastinya setelah pulang dari wartel ini aku pasti akau berlelehan air mata (^_^). Yang kuingat, biasanya aku menelepon di pagi hari sebelum jam 7 atau jam 9 ke atas karena biaya pulsa pada waktu itu masih murah. Oiya, pada zaman itu yang namanya Handphone belumlah semarak seperti sekarang. Walaupun aku punya handphone juga waktu itu (inget deh, beli perdananya dulu tuh Rp. 150.000!!), tapi dulu pulsa terkecil adalah Rp. 50.000! Dan temen-temenku juga masih jarang yang punya handphone.
• Kalau kelima tempat di atas letaknya ada di sebelah kiri kostku, maka di sebelah kanan dari kostku ada Ibu penjual gorengan yang sering kudatangi. Ibu itu berjualan gorengan mulai dari maghrib sampai malam. Pembelinya ramai sekali. Waktu itu harganya masih murah, Rp. 200. Gorengannya enak sekali. Aku sering membeli tahu isinya, tempe gembus, dan singkongnya. Khusus untuk singkong, beli Rp. 1000,- bisa serauk. Aku beli singkong biasanya kalau uang jatah mengemilku tinggal pas-pasan.
• Masjid Pujokusuman, tempat ku sholat berjama'ah adalah tempat yang ingin kukunjungi selanjutnya. Tempat ini juga tak jauh dari kostku. Masjidnya berlantai 2, lantai bawah untuk aula dan TPA sedangkan untuk sholat berjama'ah berada di atas. Aku pastinya senang sekali sholat disini karena semua bapak-bapaknya ramah-ramah. Di Masjid ini aku juga pernah bertemu dengan orang yang tiba-tiba memuji-mujiku (kuceritakan nanti di tulisanku yang lain).
• Warung nasi Bu Sari (aku kangen sekaliii...). Disini aku biasa membeli makan siangku. Tempatnya di depan sebuah SD Negeri. Jadi pas aku turun dari bis langsung tepat di warung nasinya Bu Sari. Jarak dari kosku tinggal lurus saja (kira-kira 200m) dari tempat Bu sari. Aku paling senang dengan kikil buatan Bu Sari. Dan tak lupa es teh manisnya. Nasi, dicampur dengan kikil dan telur balado seharga Rp. 2.500 serta dengan es tehnya yang Rp. 500,-. Aku ingin sekali makan disini lagi. Bu Sari sudah hafal dengan menu kesukaanku.
• Di Pasar Bringharjo, ada sebuah swalayan yang menjual berbagai macam peralatan dapur yang terbuat dari plastik. Aku lupa nama tempatnya. Yang kuingat aku senang sekali berada disini untuk membeli piring, gelas,teko, dan lainnya yang terbuat dari plastik. harganya pun lumyan murah.
• Shopping, tempat penjualan berbagai macam buku. Mungkin ini yang namanya Kwitang ala Yogja. Buku disini harganya miring dari harga aslinya. Aku membeli buku Harry Potter II disini (yang kuingat harganya Rp. 25.000,-). Aku juga membeli buku Teen Love on Relationship (harganya Rp. 20.000,-) dan buku Kreatif karangan Jordan Sayan (seharga Rp. 40.000,). Kdang aku juga membeli majalah-majalah bekas disini. Buku pegangan dari dosen pun aku beli disini. Sebagai pencinta buku, aku pasti ingin kembali lagi kesini.
• Tukang Rujak es di depan Mirota Kampus. Aku gemar sekali beli es rujak di sini. Penjualnya Ibu-ibu. Es rujak adalah rujak berisi buah-buahan tetapi ada kuahnya yang dingin. Dulu yang kuingat harganya per porsi Rp. 2000,-. Kenyang sekali untuk dimakan sendiri. Rujak memang salah satu makanan favoritku.
• Mirota Kampus, tempat yang ingin kukunjungi selanjutnya. Tempatnya tak jauh dari bundaran UGM. Mungkin ini adalah swalayan yang paling dekat dengan kampus. Aku paling suka ke bagian alat-alat tulisnya. Dulu disini aku menemukan buku diary ku yang tebal yang kubeli seharga Rp. 15.000,-. Kadang aku juga membeli sampul buku dan yang lainnya disini. Kusarankan untuk tidak kesini sehabis liburan lebaran, karena penuuhhh sekali!
• KOPMA UGM,tempat belanja murah dan khas. Disinilah aku belanja bulanan setelah orangtuaku mentransfer uang bulanan. Swalayannya ada di lantai 1 sedangkan di lantai 2 dijadikan tempat untuk menjual berbagai macam produk stationary khas UGM. Aku pernah membeli payung berlogo UGM, jam weker bergambar logo UGM, alat-lat tulis berlogo UGM, buku berlogo UGM, buku tulis Islami (sepertinya hanya kutemukan disini) dan yang lain. Terakhir yang kutahu swalayannya sudah berubah lebih luas.
• M-Web di UPT Perpustakaan UGM, tempat aku ngenet sepulang kuliah. Tempatnya ada di lantai dasar UPT perpustakaan. Harganya memang standar, tapi sinilah aku mulai mengenal chatting, dan lain sebagainya. Kadang-kadang tidak terasa samapi jam 5 sore aku berada disini. Kalau tidak kuingat di Yogja bis umum berhenti beroperasi pada pukul 6 sore, mungkin aku bisa sampai malam di M-Web. Cozy place to netting!
• Abang tukang es jamu yang mangkal di depan Graha Sabha. Aku punya langganan sendiri disini. Aku tak tahu namanya tapi yang kuingat orangnya berperawakan tinggi, tidak gemuk, berambut keriting dan berkumis. Setiap pulang kuliah kalau lagi mumet aku pasti mampir disini. Menghilangkan stress dengan segelas es asem yang jadi favoritku. Tadinya aku tidak berani mencoba beras kencur dan kunir, tapi setelah mencobanya aku sangat menikmatinya. Kalau memang uangku sedang berlebih aku juga menyempatkan makan bakwan malang yang juga ada di samping es jamu. Dijamin minum es jamu disini bakalan segar sekali.
• Rental komputer di Pogung, tempat aku mengerjakan tugas kuliah. Mbak-mbak penjaganya yang ramah-ramah dan sangat membantu. Yang kuingat 1 jam rental disini Rp. 1000,- sedangkan ngeprint 1 lembarnya Rp. 300,-. Sangat cocok sekali dengan kantung mahasiswa sepertiku.
• Toko buku Islam (aku lupa namanya) tempat aku membeli majalah Annida, Tarbawi dan Karima (sekarang kayaknya sudah nggak terbit lagi deh). Mungkin bisa disebut juga Itishom-nya Yogja. Walaupun tidak seluas Yogja tapi sangat nyaman tempatnya. Kalau berada disini aku bisa bertemu dengan saudara-saudara sesama ikhwah.
• Dan tempat yang paling ingin kukunjungi adalah FIB UGM tempatku dulu menuntut ilmu. Aku ingin sekali bernostalgia di tempat ini. Mengingat aku mondar-mandir pindah dari satu gedung ke gedung yang lain untuk mengikuti perkuliahan. Atau mengingat saat aku menjadi hobi membaca buku Danielle Steel setelah meminjam di perpustakaan ini. Atau yang paling aku kangeni adalah Masjid Tarbiyah yang sekaligus sekretariat KMIB (Keluarga Muslim Ilmu Budaya). Disinilah aku bertemu dengan kakak-kakak dan teman-teman yang begitu berjasa bagiku. Bertemu dengan Kak Fuad, Mbak Dewi, Mas Rofi, Kak Ato, Mbak Ani, Kak Genry dll. Mungkin disini aku akan menitikkan air mata karena dulu saat aku pergi aku tak sempat berpamitan dengan semuanya. Terutama dengan Kak Fuad, sang ketua KMIB yang begitu berjasa bagiku. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih padanya.
Ya Allah,...kabulkanlah pintaku ini suatu saat nanti....***(yas)
No comments:
Post a Comment