Rasanya seperti sebuah jarum menusuk-nusuk dadaku, saat kudengar kabar itu melalui sebuah pesan singkat yang masuk ke dalam inbox HP-ku. Berita itu tentang sebuah negeri yang sampai saat ini masih saja terluka, Palestina. Si pengirim pesan itu meminta saya untuk mendoakan saudara-saudara semuslim yang ada di Palestina, tepatnya di
Lalu saya teringat akan kunjungan saya ke Gramedia tanggal 24 Desember lalu. Saat itu saya menemukan sebuah buku bagus berjudul “LET ME STAND ALONE”. Buku itu merupakan sebuah jurnal seorang aktivis anti perang asal Amerika Serikat, Rachel Corrie, yang tewas setelah dilindas oleh bulldozer
Dan sekarang
Kemudian secara bersamaan terjadilah aksi yang menentang agresi
Hampir semua negara lalu melakukan aksi memberikan bantuan sekadar rasa kemanusian (bukan untuk membela Palestina). International Solidarity Movement, tempat Rachel Corrie bergabung, mengirimkan kembali aktivis-aktivis mereka yang akan dijadikan “perisai hidup” bagi warga Palestina.
Beberapa hari setelah itu, saya pun menemani mentor-mentor saya di SMAN 43 untuk ikut aksi damai mahasiswa dan pelajar tentang Palestina. Mentor-mentor saya yang masih awam akan aksi seperti ini pun terlihat bersemangat mengikuti aksi ini. Tak lupa mereka memasukkan beberapa rupiah mereka ke dalam kotak berjalan yang dibawa oleh beberapa orang ikhwan maupun akhwat. Mereka juga berteriak-teriak mengutuk kebiadaban Isarel dan sesekali mengumandangkan takbir.
Lalu hati saya seolah melayang menuju negeri Palestina. Melihat saudara-saudara saya dibantai dengan tidak berperikemanusiaan. Melihat seorang anak kecil ditembak kepalanya tanpa tahu salah apa dia sebenarnya. Melihat seorang wanita tua menangis melihat rumah peninggalan suaminya yang syahid dihancurkan oleh tentara biadab itu tanpa rasa belas kasih. Dan melihat gelora semangat para mujahid saat mereka melihat dukungan dari saudara-saudara mereka di seluruh dunia. Sehingga air mata mereka pun jatuh menetes membasahi janggut-janggut mereka.
Aksi semakin panas dan bergairah (walaupun sebenarnya kordinasinya tidak baik karena tidak ada komando aksi yang pasti). Polisi semakin banyak berdatangan membuat border di belakang para demonstran. Sebagain mahasiswa terlihat melaksanakan sholat ghaib untuk para mujahid di Palestina.
Di tengah kerumunan ramai itu seolah-olah aku melihat Rachel Corrie hadir. Saya merasakan dia menyaksikan semua ini. Semua aksi dukungan untuk negara Palestina. Air matanya berderai, lalu dengan sedikit kata dia bergumam, “perjuangan kita tidak akan pernah sia-sia”. Lalu dia tersenyum mengingat kematiannya yang mungkin sebagian orang menilainya sia-sia. Tetapi bagi warga Palestina, Rachel adalah salah satu makhluk langka. Hanya sedikit saja warga non Palestina yang mau peduli pada Palestina. Bahkan tak ada yang sampai mau mengorbankan nyawanya seperti Rachel melakukannya.
Air mata saya pun berdesakan ingin keluar. Tetapi keburu saya menghilangkannya. Setelah itu saya terbayang hal apa yang bisa saya lakukan untuk Palestina? Untuk saudara semuslim saya itu? Rasanya 1 dollar yang saya berikan belumlah bisa dikatakan sebuah bantuan yang nyata. Ingin rasanya saya pergi ke Palestina dan menjadi perisai hidup bagi saudara-saudara saya itu. Malu rasanya pada Rachel Corrie, Thomas Hurndall, dan James Miller, yang tidak ada sangkut pautnya dengan Palestina rela mati demi tegaknya kemanusiana di Palestina, demi mewujudkan nilai-nilai yang diyakininya. Sedangkan saya kalupun ada kesempatan itu untuk pergi ke Palestina mungkin saya terbentur pada 1001 pertimbangan. Bagimana dengan makan disana? Bagimana kalau mau mandi? Bagimana kalau mau buang air? Bagimana kalau terkena peluru nyasar? Dan lainnya.
Wahai saudara-saudarku di Gaza… maafkanlah seorang saudaramu di sini yang belum bisa memberikan sesuatu yang berarti bagimu. Masih enak-enakan tidur di atas kasur. Masih lupa berdoa untuk keselamatanmu. Masih sering lupa menyisihkan uang untuk orang lain.
Maafkanlah kalau sekarang ini hanya bisa turut berduka tanpa bisa menghilangkan duka itu. Maafkanlah kalau masih hanya sedikit doa yang teruntai dan beberapa dollar yang terbayar. Ingin rasanya lebih dari itu, tetapi…
Ya Allah….jagalah saudara-saudaraku yang ada di Gaza…mungkin damai tidak akan pernah terjadi…jadi Ya Allah (Yang Maha Perkasa), bantulah meneguhkan tekad mereka untuk selalu siap berjihad di jalan-Mu…Ya Aziz…Ya Qahar…Ya Ghaffur…***(yas)
Sabda Nabi SAW. “Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung pada besarnya cobaan. Apabila Allah mencintai suatu kaum, Ia menimpakan cobaan kepada mereka. Maka siapa yang ridha, mendapat keridhaan Allah dan siapa yang murka, mendapat murka Allah”
(HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
my work room
Januari 1st,2009
When I very inspired by Rachel Corrie
No comments:
Post a Comment