Perjalanan adalah sebuah garis lurus yang membentang di depan matamu. Kau tidak perlu berjalan terlalu ke arah kanan atau ke arah kiri. Kau cukup berjalan di tengah-tengah saja.
Wednesday, August 10, 2011
Wednesday, July 6, 2011
ELEGI SEBUAH KAMAR
Mommy ku (begitu biasanya aku memanggil emakku, biar gaya dikit :)) dulu pernah marah-marah gara-gara ruang atas yang bersebelahan dengan kamarku kutaruh bertumpuk2 majalah Annida, Sabili, dan Tarbawi.
" Buang aja napa sih tuh buku, udah berantakan, bikin sarang tikus aja!" kata-kata sakti inilah yang selalu keluar dari mulut mommyku kalau udah ngomel.
Lagian si mommy emang gak bisa ngeliat buku nganggur sedikit, bawaannya pengen buang aja. Padahal di samping buku2ku juga banyak benda-benda perabot si mommy yang bikin tikus juga seneng bikin arisan disitu. Giliran aku yang bales,
"kalo gitu, barang-barang yang di samping buku juga dibuang2in ya..." yang ada sendal jepit langsung melayang ke kepalaku. Pleeetaaaakkkkk!!!!
Ih dasar si mommy emang suka gak adil gitu deh...hehehe...
Balik lagi ke kamarku ya...
Sebagai lelaki (apa benar ya aku lelaki?) aku adalah orang yang palinggak suka melihat kondisi berantakan dan kotor. Ada hadits kan yang bilang :
Kebersihan sebagian dari Iman
Nah jadinya kalau kamarku berantakan aku pasti gak sabar untuk segera membenahi. Ada ponakan-ponakanku masuk ke kamar dan membuat sprei di kasurku berantakan langsung aku benahin. Pokoknya aku gak nyaman deh kalau hal-hal yang menyangkut pribadiku itu terlihat kotor. Meja kerjaku juga harus rapi. Tas ku juga harus rapi dalamnya. Semua yang ada di kamarku harus the right things on the right place. Jadi rapih adalah salah satu keseharianku.
Di tempat lain juga begitu. Aku paling tidak nyaman kalau berada di ruangan yang kotor dan berantakan. Masjid almamaterku sekolah dulu di SMA seringkali kudapati berantakan, lalu sebisa mungkin aku benahi. Dulu waktu aku kelas 3 SMA, aku pernah juga membersihkan kelas seorang diri sampai kelas itu menjadi bersih. Intinya aku tuh demen banget dengan yang namanya bersih-bersih.
Tapi jangan ditanya kalau sedang dateng malas. Ples malas datang, deadline menumpuk, yang ada naro apa2 di kamar sembarangan aja. Tapi tetep kok dirapihin nantinya. Mandi aja aku bisa sampe 30 menit loh....(hahaha...perilaku gak bagus bangga). Abis bener2 mendalami hadits itu sih (jiahhh...ngaku2 doang).
Ya udah, sekarang let's check my room before and after :
Simple, paddat dan yang penting bersih
Dengarlah wahai teman-temanku
Satu pesanan untuk semua
Mari bersama menjaga kebersihan
Itu sifat orang bertakwa
Rasulullah telah bersabda
kebersihan itu lambang keimanan
Mari bersama kita mengamalkan
Supaya hidup kita bahagia
Bersihkan lahirmu dalam semua perkara
Semoga kita sehat sejahtera
Bersihkan batinmu dari segala dosa
supaya hidup kita terpelihara
Ingatlah teman teman semua
kebersihan batin itu yang utama
sebagai syarat amalan diterima
mari bersama kita usahakannya
Ini link untuk download lagunya :
http://www.4shared.com/audio/0QVrcl8V/Soutus_Sofwa_-_Kebersihan.htm
HAVE YOU EVER HEARD THIS COUNTRY??
Sebuah negara mendapatkan kemerdekaannya pada tanggal 15 Agustus 1945. Dua hari sebelum Indonesia meraih kemerdekaan. Sebelum merdeka, negara ini menjadi koloni negara lain selama 36 tahun. Pada tahun 1950 negara ini hancur berkeping-keping karena pecahnya perang saudara. Pada tahun 1950-an, pendapatan nasional negara ini hanya USD 50 dan menjadi salah satu negara termiskin di dunia.
Jendral McArthur dari Amerika berkata “Butuh 100 tahun untuk negara ini pulih dari perang saudara”. Salah satu koran inggris menyatakan “Lebih baik berharap ada bunga yang tumbuh dari tumpukan sampah daripada berharap negara ini bangkit”. Yang sudah melalui 36 tahun jadi koloni dan perang saudara.
Pada tahun 1960-an pendapatan Ghana dan Filipina saja sudah melampaui di USD 100 dan USD 200. Sedangkan pendapatan nasional negara ini baru di USD 67. Sudah pernah mendengar tentang negara ini? Negara ini pada akhirnya menjadi satu-satunya negara dimana pendapatan negara naik hingga 380 kali dan GDP naik hingga 750 kali dalam waktu hanya 50 tahun setelah perang saudara. Negara ini mendapatkan bantuan dari komunitas internasional pada tahun 1960-an sebagai negara yang membutuhkan bantuan dan pada tahun 1996 menjadi anggota dari komunitas internasional (OECD) itu sendiri.
Pada tahun 2010, pendapatan nasional negara ini sudah melewati angka USD 20.000 dan menjadi rangking ke-10 ekonomi terkuat di dunia. Negara ini berubah dari negara yang membutuhkan bantuan menjadi negara yang memberikan bantuan. Dari 140 negara yang mendapatkan kemerdekaan setelah perang dunia kedua, negara ini menjadi satu-satunya negara yang berhasil mencapai demokrasi dan industrialisasi secara bersamaan. Sekarang negara ini menjadi negara rangking ketiga dalam mengirimkan pekerja relawan ke luar negeri.
Pada tahun 2007 Goldmann Sachs Group menyatakan bahwa “GDP negara ini akan mencapai USD 814 Milyar dan merupakan rangking 11 tertinggi di dunia dan pada tahun 2025 akan menjadi rangking ke 9 negara terkuat di dunia. Pada tahun 2050, GDP per orang negara ini akan mencapai USD 81.000. Itu artinya GDP-nya akan menyalip Jepang dan Jerman dan menjadi rangking kedua setelah Amerika Serikat”.
Negara ini adalah Republik Korea Selatan.
source: http://indonesiasetara.org/apakah-anda-pernah-dengar-tentang-korea/
Tuesday, July 5, 2011
OH...TURKEY!! (I WANT TO GO THERE...*SCREAM)
Check this out!
OH...TURKEY!! (I WANT TO GO THERE...*SCREAM)
Ini semua bermula gara-gara Pak Ihsan, ketua humas media DPW PKS Jakarta. Pada satu pertemuan dia memperlihatkan gambar-gambar hasil dinasnya ke Turki pada saat pemilihan umum kemarin. Wahhhh...bikin aku langsung jejeritan karena pengen banget kesana. Negerinya yang bersih, masyarakatnya yang teratur, orang-orangnya yang perpaduan antara orang2 eropa sama arab ^_^ , dan sejarahnya yang bikin curious banget!
Aduh...duh...pokoknya harus berdoa sama Allah agar diberi kesempatan untuk kesana. Kalau bisa sih sekalian umroh jadi masih ada hawa-hawa islaminya gitu. Tapi....wah ngumpulin duitnya harus lebih lama lagi nih...hiks..hiks..hiks...andaikan punya pohon duit...hehehe...
Ya Allah...ini semua adalah kerajaan-Mu dan hanya Engkaulah pemilik semua ini...semoga Kau berikan aku kesempatan untuk mengunjungi negeri ini. Amiinnn...
Monday, July 4, 2011
Memory Sabtu Malam
Aku masih ingat jalan-jalan yang selalu kutapaki tiap hari sabtu malam. Rute yang selalu sama yang tak pernah aku lupa. Bergegas berangkat dengan penuh semangat membara di dada. Berharap bertemu dengan teman-teman yang selalu menyambut dengan hangat. Mendengarkan tausiyah yang cukup untuk sebagai perbekalan bertempur seminggu ke depan. Taman-taman surga yang berhiaskan keindahan.
Walaupun aku seringkali datang terlambat, tapi selalu menyempatkan diri untuk datang ke pertemuan sabtu malam ini. Wajib hukumnya bagiku untuk datang. Akan ada rasa bersalah atau penyesalan mendalam jika aku tak menghadiri pertemuan itu tanpa alasan yang kurang jelas. Bagaimanapun kondisinya, bila tidak terlalu penting maka aku akan tinggalkan demi pertemuan sabtu malam ini.
Pernah suatu saat usai rihlah ke Kebun Raya Bogor bersama adik-adik sekolahku di SMAN 43 aku tertidur hingga bangun larut malam. Aku tertinggal pertemuan sabtu malam kala itu karena kelelahan. Aku merasa menyesal sekali tidak datang pertemuan itu. Aku ketinggalan suasana hangat yang selalu kurasakan tiap sabtu malam. Aku tertinggal jadwal men "charge" imanku.
Ya, pertemuan sabtu malam itu begitu kunanti sangat. Malam berangkat usai sholat Isya, menyusuri keindahan malam kota jakarta dengan kelap-kelip lampunya yang menyala di sepanjang jalan Rasuna Said. Kadang menikmati ketoprak sekadar pengisi perut. Atau melihat tingkah polah orang lain selama perjalanan.
Sesampainya di rumah tempat pertemuan itu dilaksanakan, ucapan salam menjadi begitu berarti bila yang kau berikan adalah saudaramu sendiri. Berjabat tangan menghancurkan dosa-dosa yang tidak terlihat, lalu mereka melapangkan majelis dan memberikan sebuah tempat untuk kita duduk. Nikmat persaudaraan mana lagi yang bisa kuingkari? Tak lupa segelas air mineral kemasan disodrokan kepadaku. Betapa indahnya persaudaraan.
Tak lama surat cinta penghubung Sang Khalik dengan ciptaannya terlantumkan dengan suara-suara yang penuh kerinduan. Bila ada yang keliru membaca maka sang saudara akan membetulkannya dengan penuh perhatian tanpa rasa sombong sedikit pun. Sebait untaian kata-kata bermakna yang diucapkan kurang lebih tujuh menit kemudian membuka cakrawala berpikir ku lebih luas lagi.
Selanjutnya, Sang Penghantar kebaikan pun hadir di tengah-tengah kami. Membacakan sebuah ayat yang berkesan lalu menjelaskan maknanya. Tanpa kita sadari kata-kata yang terlontarkan dari mulut nya merasuk ke dada kami. Ada yang membekas kuat, ada yang menerimanya sebagain, ada pula yang tak mengambilnya sama sekali. Semua tergantung dengan kondisi kami pada saat itu. Tapi apapun kondisi yang terjadi sungguh kata-kata itu selanjutnya menjadi bekal kami dalam mengarungi samudra kehidupan seminggu ke depan. Mungkin ia akan menjadi penguat di kala badai menghadang, atau ia akan menjadi pengubah airmata menjadi sebuah harapan.
Dan terakhir inilah yang selanjutkan akan memadukan hati-hati kami semakin erat. Qodhoya dan rawa'i. Sebuah forum untuk menyampaikan semua kegiatan yang sudah kita lakukan. Merangkum kehidupanmu selama 7 hari dalam beberapa menit saja. Semua mendengarkan dengan seksama disertai derai tawa dan senyum lebar jika mendengar kebahagian dari saudaramu. Bercerita tentang sebuah episode hidup yang bergulir seiring berjalannya waktu. Tak terasa waktu pun terus bergulir hingga berganti hari. Kemudian kami semua kembali ke rumah dengan bekal sesuai dengan yang kami ambil hari itu. Ada yang membawa banyak, ada yang setengah, ada yang sedikit dan ada yang tak membawa sama sekali.
***
Sekarang kurasakan semuanya sangat berbeda. Tak ada lagi sabtu malam yang "menggigit". Tak ada lagi bara yang bersemanyam di dalam sekam. Aku tak merasakan kegairahan yang sama di sabtu sore.
" Biar kita bisa tahajud,"
" Biar tidak kemalaman "
" Biar punya banyak waktu bersama keluarga "
" Sudah disepakati bersama "
" Subuh takut kesiangan "
Berbagai alasan terlontarkan. Aku sangat mempermasalahkan tenggang waktu yang terlalu sempit, terlebih untuk acara Qadhaya dan Rawa'i yang bahkan juga pernah tidak ada karena over limit. Oke, materi memang tersampaikan tetapi bukankah dengan bercerita akan lebih mengakrabkan suasana? Tidak hanya sekedar mendapatkan materi saja. Oh, aku benar-benar tidak mengerti.
Dan semuanya berimbas pada diriku dan beberapa teman yang lain. Sungguh tak ada semangat yang membara seperti dulu kala. Tak ada rasa bersalah bila tak hadir. Lebih memilih acara lain bila dibenturkan dengan jadwal pertemuan rutin. Aku sudah kehilangan moment dan suasana yang kuskai tiap sabtu malam itu.
Sekarang aku tak tahu bagaimana. Rasanya seperti mau tak mau. Tapi....ah aku benar-benar merindukan suasana sabtu malam itu. Benarkah sesudah pertemuan dipindahkan sabtu sore mereka tak pernah ketinggalan sholat subuh? enarkah sesudah sabtu sore mereka selalu sholat tahajud? Ah, aku tak bisa berpikir lebih keras. Tapi...entahlah...
Dan sekarang aku sungguh kehilangan memori-memori itu.
Jalan yang kulalui....
Cahaya yang berkelap-kelip...
Kehangatan sahabat....
Kesempatan bercerita....
Sekarang semuanya hanya tinggal memori. Aku rindu pertemuan sabtu malam. Sungguh aku rindu...***(yas)