Thursday, February 9, 2017

I'M MOVING!!




Salam Everyone!

Bersamaan dengan postingan ini, saya ingin memberitahukan bahwa blog saya sudah pindah ke :

yassaja.blogspot.com

Karena yang ini ada suatu hal yang mengharuskan saya untuk bikin blog baru lagi. 

Tapi tenang saja, isi dari blog ini masih bisa dibaca dan dishare. 

Terima Kasih!

Tuesday, October 30, 2012

Memoar Keshalehan





Terasa ada sensasi lain di hatiku kala melihat wajahnya yang dulu teduh. Seiris belati seolah menusuk hatiku dan membiarakn darahnya mengalir ditetesi tetesan jeruk nipis. Astaghfirulloh... perihnya... Aku hanya bisa istighfar.

"Masih inget ane kan, Bang?" mata pemilik tatapan teduh itu bersirobok dengan mataku. Senyum dua senti mengembang di wajahnya. Dia menghentikan sepeda motornya tepat di hadapanku.

" Ryan, kan?" jawabku setengah tidak yakin. Walaupun aku selalu hafal nama mantan-mantan muridku terkadang bila yang sudah lama sekali tak jumpa harus menerka-nerka lagi. Ditambah banyak perubahan yang terjadi padanya

" Bener bang! Abang masih inget aja!" senyumnya melebar. Dia lalu mengulurkan tanyannya ke arahku.

Aku menerima uluran tangan itu. 

"Kalau murid yang special pasti selalu Bang Yas ingat. Dan kamu salah satunya Ry," tambahku.

Senyum Ryan makin berkembang. Kemudian kami berbincang-bincang sebentar.

Aku memperhatikan sosok tinggi semampai di depanku itu lagi. Ryan sudah banyak berubah. Tubuhnya tidak kurus lagi seperti dahulu, walaupun juga tidak bisa dibilang gemuk. Kulitnya bersih dan rambut yang dibuatnya berjambul layaknya tokoh Tin Tin. Dan pakaiannya yang tampil trendi bukan lagi baju koko dan sebilah peci yang ada di kepalanya. Serta terselip sebatang rokok dan perempuan yang ada di boncengan belakang motornya.

Aku sengaja tidak bertanya tentang wanita itu. Aku hanya bisa mengira. Wanita itu melepaskan pelukannya saat motor Ryan tadi berhenti di hadapanku.

Tiba-tiba memoriku terputar pada episode-episode Ryan yang lalu.

***

Dia adalah lelaki sholeh. Pandai membaca Al-Qur'an dengan suara tartil yang bagus. Muridku di sebuah SMA. Pakaiannya selalu koko putih dengan kopiah yang menyembul di kepalanya. Wajahnya selalu basah karena wudhunya yang terjaga. Kadang terselip sebuah tasbih di pergelangan tangannya.

Ryan sering berdiskusi denganku. Diskusi berbagai macam hal. Sampai yang paling sering didiskusikan olehnya adalah tentang dakwah fardhiyah yang dilakukannya terhadap teman-temannya yang sering mabuk-mabukan.

"Ane sekarang sedang mencoba bergabung dengan mereka bang," ujarnya suatu ketika. 

"Ikut mabuk?" tembakku sekenanya yang langsung dinyinyiri oleh Ryan.

"Kadang kita perlu masuk dulu ke mereka bang sebelum akhirnya kita bisa memberikan nasehat kepada mereka," ujarnya lagi.

"Yakin?" tanyaku. Wajahku yang tidak yakin membuat Ryan tersenyum.

" Ane mencoba, bang," tambahnya lagi.

" Good Ryan! Jadi apa saja yang kamu lakukan bersama mereka?" aku balik bertanya.

" Ngobrol-ngobrol aja kok Bang, terkadang sampe larut juga," ujarnya.

" Apa gak buang-buang waktu ya Ry? Ada di antara mereka yang ngerokok atau minum ketika kamu ada disitu?" tembakku lagi penasaran.

" Ada Bang. Tapi mereka tetap menghormati ane kok Bang," jawabnya. " Doain ane aja bang, semoga ane tetap istiqomah dan bisa masuk mendakwahi mereka,".

Pembicaraan itu pun terputus. Menurutku bagi orang yang belajar mengenal Islam dengan semangat yang tinggi seperti Ryan sangat riskan untuk berdakwah langsung seperti itu. Menurutku menemani mengobrol justru membiarkan ketidakbaikan itu berlarut-larut dan terkesan membiarkan. Bukankah lebih baik jika langsung berkata-kata saja jika punya kemampuan? Niat mewarnai bisa-bisa malah terwarnai. Aku hanya bisa berdoa untuk Ryan.

Kali lain aku melihat Ryan begitu serius menatap HP nya sambil mengetik tombolnya.

" Serius amat Ry?" sapaku.

Ryan mendonggakkan wajahnya. "Hehehe...iya nih bang, ada seorang akhwat yang sedang nanya. Dia mau konsultasi," ujarnya menjelaskan. 

Aku sedikit terkejut. Akhwat, konsultasi. Serbuan su'udzhon berkeliaran di benakku.

"Gak sebaiknya tuh akhwat konsultasi sama akhwat yang lain aja Ry?" cemasku. Jujur, ada perasaan cemburu mendengar dia sedang sms-an dengan akhwat. Cemburu yang lebih tepatnya cemas. Berapa banyak binaanku yang awalnya bermula dari sms lalu lama-lama menjadi berani berpacaran.

" Hehehe...kenapa sih abangku? Dia cuma tanya sedikit aja kok. Jangan khawatir bang, Insya Allah ane bisa menjaga diri," senyum wajah teduh itu mengembang. 

Aku hanya bisa menganggukan kepala saja. " Semoga saja," batinku.

Pertemuan berikutnya, aku berpapasan dengan Ryan di jalan saat dia mengendarai Kharisma-nya.

" Assalamu'alaikum Bang!" sapanya sambil menghentikan motor tepat di depanku. Dia menyodorkan tangannya.

" Walaikumussalam. Dari mana Ry?" tanyaku.

" Abis ketemuan sama akhwat Bang. Tadi nganter buku yang mau dipinjam," jawabnya.

Deg. Dadaku berdegup agak kencang. Akhwat. Agak sedikit takut jika seorang ikhwan sudah mulai berinteraksi dengan akhwat walaupun hanya melalui sms, apalagi secara frekuentif. Tapi aku berusaha menghadirkan 1001 positive thinking.

Sampai akhirnya akhwat tersebut meminta berbicara di Masjid lewat hijab. Aku yang melihatnya langsung menegur.

" Ry, bukankah baiknya ada yang menemani?" uajrku.

" Afwan Bang, ini permasalahan yang sangat rahasia," Ryan memberikan alasan. "Tenang bang, aku sudah menghijabi hatiku," bisiknya padaku kemudian.

Aku menggangguk mencoba memahami. Kembali kuhadirkan pikiran-pikiran positifku. Aku mempercaya apa yang dikatakan olehnya. Kalau bukan karena dia adalah objek dakwahku dan calon mujahid dakwah berikutnya, tak akan aku memikirkannya seperti ini. Aku hanya bisa berdzikir dalam hati saja.

***

Hingga suatu ketika....

" Abaaaannggggg....!!!!" 

Suara panggilan itu membuatku menoleh ke belakang. Aku baru saja memasuki perkarangan Masjid sekolah saat mereka berlarian menyerbuku.

" Kenapa sih para ikhwan sholeh? Kayaknya ada berita gawat nih?" ledekku sambil memerhatikan wajah beberapa orang pengurus Rohis yang ada dihadapanku.

" Ryan, bang...." ujar salah satu wajah yang ada di hadapanku mulai bersuara.

" Ryan, harus disidang bang! " jerit yang lain.

Aku kebingungan. Disidang? Maksudnya?

"Memangnya dia kenapa?" tanyaku pada akhirnya.

Mata-mata di depanku saling melirik memberikan isyarat.

" Ryan pacaran bang..." satu suara berkata.

Seolah saat itu aku dijatuhi sebuah pohon tinggi yang tepat mengenai kepalaku.

" Dia juga mulai merokok Bang," tambah yang lain.

Pohon lainnya jatuh menimpa kepalaku lagi. Masya Allah...

Setelah kejadian itu, aku segera menghubunginya dan meminta waktu untuk bertemu denganku. Dengan sangat terbuka dia menerima ajakanku untuk bertemu.

Saat bertemu dengannya aku terdiam. Kulihat wajah Ryan yang seperti malu padaku. Aku menahan diri untuk menghakiminya. 

" Maafin ane ya bang," dia mulai bersuara. Aku masih terdiam menahan gejolak rasa yang sepertinya berebutan ingin keluar.

" Ane khilaf bang. Ane sudah mengambil jalan yang salah. Ane tidak bisa mewujudkan seperti yang ane katakan. Ane minta maaf sama abang," Ryan menunduk dalam. Tak berani memandang wajahku.

Aku masih terdiam. Entah rasanya berat sekali bersuara pada saat kondisi seperti ini. Namun aku mencoba menata hati lebih cepat lagi. 

" Ryan ingin melanjutkan hubungan itu atau tidak?" ujarku pada akhirnya.

Ryan terdiam sambil tetap menunduk. Tak lama dia memberanikan diri melihat wajahku.

" Untuk saat ini ane masih mau melanjutkan hubungan itu bang. Maafkan ane ya bang," Ryan mengutarakan pilihannya.

Seolah palu besar memukul tepat di belakang kepalaku. Masya Allah. Innalillahi wa inna Ilaihi Rajiun. Sebuah musibah di jalan dakwah saat melihat ada seorang dai yang memutuskan untuk berhenti. Aku menahan gelegak tangis yang menggelembung di dadaku itu.

Allah, Engkaulah yang memberikan hidayah dan Engkau pula-lah yang mencabutnya...

***

Dan akhirnya Ryan benar-benar hilang, hingga hari ini aku bertemu dengannya.

" Bang! Kali lain ane boleh ke rumah ente ya bang?" 

Sebuah pertanyaan Ryan langsung membuyarkan lamunanku tentangnya. Aku kembali berada di dunia yang sekarang. 

" Oh iya boleh Ry. Datang kalau sempat," jawabku secepatnya.

Dan Ryan pun akhirnya pamit. Dia menjabat tanganku dan segera setelah menaiki motornya, sosok dia menghilang dihadapanku.

Aku kembali berjalan. Air di pelupuk mata berdesakan ingin menuruni pipiku. Semalam sebelumnya air mataku baru saja tumpah saat Isya berjamah di rumah Bang Riko, saudara seperguruanku di Silat Si Bunder. Terasa luluh mendoakan mereka yang aku cintai agar tetap berada dalam hidayah Allah SWT. Dan sekarang, Allah membuka mataku lebar-lebar.

Tadi sebelum aku bertemu Ryan, aku juga baru saja bertemu dengan adik sholehku (baca notes : Sepotong Martabak Dan Ukhuwah Yang Diupayakan). Menasehatinya akan beberapa prilaku yang selama perjalanan ke rumah Bang Riko tidak sesuai dengan prinsip Islami. Walaupun wajahnya sedikit kesal dan BT, namun dia menerimanya. Dan aku pun sedikit menyesal memberikan nasehat pemaksaan itu. Namun aku teringat pesan abangku, Bang Usman, yang bilang kalau ada permasalahan dengan dia langsung dibicarakan saja.

" Aku percaya padamu dek, namun mohon jangan diulangi lagi," ujarku tadi.

Ya Allah, bagaimana jika setan ternyata lebih lihai dan membuatnya kehilangan hidayah? Bagaimana jika adik sholehku mengalami hal yang sama dengan Ryan? Dan bagaimana jika hidayah yang ada padaku hilang karena aku tidak bisa mempertahankannya?

Ya Allah...Aku takut jika hidayah itu perlahan hilang dari orang-orang yang kucintai. Aku takut hidayah itu hilang dari diriku, sehingga kesalehan hanya sebuah memoar saja. Catatan indah yang tak membekas. Astaghfirulloh...

Aku tak dapat mempertahankan air mataku saat sudah berada di dalam bilik kamarku. Aku tersungkur dan memuji Allah sebanyaknya. Hidayah itu akan terus kuperjuangkan untuk mempertahankannya. Hidayah itu akan terus kudoakan lekat bersama orang-orang yang kucintai. Allah...Allah...Allah..

Teringat aku akan mereka-mereka semua yang kehilangan hidayah. Temanku yang rajin mengingatkan akan kesalahanku dalam membaca Qur'an, adikku yang dulu sangat menentang pacaran, sahabatku yang selalu tampil sederhana, karibku yang tak peranhabsen sholat berjama'ah di masjid, dan semunya hilangbegitu saja dalam sebuah memoar keshalehan. Astaghfirullah...Astaghfirulloh...Astaghfirulloh...

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Alloh memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Alloh lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” 
(QS Al Qashash: 56).

" Setan tuh pinter Yass, dia gak berhasil membujuk keburukan sama kita, dia suruh deh orang lain berbuat keburukan dengan cara baik. Gabung sama orang gak bener dengan alasan berdakwah lah, yang ujung-ujungnya kalau kita gak kuat akan terbawa dalam jebakan setan tersebut,"

Petuah Abah Nung, sorang guru silat, terngiang lagi di telingaku.

Ya Allah, jangan Kau jadikan keshalehan itu hanyalah sebuah lembar memoar yang hanya bisa dikenang tanpa diupayakan datang kembali....

Adzan Ashar itu aku tersungkur dan terpekur dalam sebuah sujud yang berisi nama-nama orang yang kucintai agar selalu dalam naungan hidayah Allah. Jangan Kau jadikan kami hamba-hamba-Mu yang merugi Ya Allah...***(yas)




Jakarta, 27th August 2012
1.44 am in my little room
Berjuta doa untuk orang-orang yang kucintai... 
Especially Bang Usman, Abah Nung, Bang Riko, Tegar, Adik sholehku dan mentee2ku...
Tetapkan kami dalam hidayah-Mu Ya Allah...

KEEP SMILE FOR ME AND MY FRIENDS (CATATAN FARHAN M. ERSAL)



Me and Farhan




Tulisan ini adalah hasil dari buah tangan salah seorang mentee-ku saat dia diminta untuk membuat cerita tentang Rohis :

Setahun sudah aku menggeluti dunia Islam berbalut organisasi bernama Rohis. Bertemu dengan orang-orang luar biasa, tugas yang tak biasa dan bahkan teman-teman yang “berbisa” yang telah menularkan racun kebaikannya padaku. 

Dulu adalah saat-saat yang begitu indah, saat pertama ku mendapat tugas ta’jil mulai terasa aroma ukhuwah, cinta, dan rasa ingin menegakkan Islam. Namun setelah waktu berlalu banyak diantara mereka yang gugur karena sesuatu yang sebenarnya masih bisa dilawan. Mulai dari teman-teman, pengurus, dan ukhuwah yang dulu sempat aku bangun menjadi gugur kembali. Tapi Allah kembali menjadikan Rohis penuh dengan orang-orang yang ingin bersatu menjalin ukhuwah dan menegakkan Islam.

Betapa senang hatiku, aku pun merasa jika Rohis adalah keluarga bagiku. Keceriaanku di kelas maupun dirumah belum bisa mengalahkan keceriaanku bersama teman-teman di Rohis.

Ada Arif yang selalu menjadi teman curhatku ketika ada masalah di Rohis meski kadang candaannya membuatku “kesal”  (hehe) namun dia adalah orang yang aku sangat ingin dia membantuku disaat sulit.

Rifky seseorang yang tadinya aku tak kenal namun setelah masuk Rohis sekarang aku tak ragu jika harus berbagi dengannya, ketenangan dan kekhawatiran akan ketidakberhasilannya berhasil memikat hati ukhuwahku.

Ada Dwi yang konsisten dari awal sampai akhir meski banyak menerima cercaan dari teman-temannya dia selalu optimis bahwa di Rohislah tempatnya berbagi keceriaan maupun kesedihan (tetap semangat ya Dwi!!!).

Ada Yatna, seorang yang kadang membuatku sebal tapi jika tak ada dia akan terasa sepi hati ini. Selalu menerimaku apa adanya, dan dia adalah bagian dari Rohis yang tak boleh dipisahkan. 

Ada Yoga, yang selalu bersemangat dalam melakukan sesuatu. Aku banyak belajar darinya akan sifat keceriaan, pantang menyerah, semangat dan ukhuwah yang kuat. Aku ingin terus dia berada di Rohis, karena Yoga salah satu yang bisa membuatku semangat lagi setelah terpuruk. Aku teringat saat LDK, ketika dia memelukku dengan erat karena takut kehilangan diriku jika aku meninggal nanti. Sebuah pelukan hangat seorang sahabat. :’)

Ada Rizky, seorang yang begitu bersemangat dalam menjalani hari-harinya di Rohis dan sekolah. Bagiku dia adalah sosok yang bisa menghiburku disaat ku sedih melalui perilakunya yang unik. Dan kuberharap dia bisa menjadi pemimpin negeri ini suatu hari nanti.

Ada Diki yang ingin sekali aku berbagi cerita dengannya, karena sifatnya yang tenang, rajin, talk less do more dan aku yakin dia bisa menjadi obat dikala aku ingin berbagi.

Ada Hari yang meski kadang membuatku sebal namun dialah teman seperjuangan ku dari awal Rohis sampai saat ini. Aku ingin dia tetap di Rohis, karena dialah salah satu saksi Rohis dari awal sampa akhir. Kebaikannya yang membuatku terus ingin bersamanya di Rohis.

Ada Falah yang tadinya sempat tak ada kabarnya namun saat Ramadhan dia mulai menjalin ukhuwah dengan Rohis. Seorang yang pemberani, cerdas dan tak pernah mengecewakan orang disaat orang lain ingin bercanda. 

Ada Yogi yang selalu membuat anak-anak ceria dengan lawakannya, jika kata Bang Yass Yogi dan Falah adalah Two Deadly Combination. Bagiku menjadi Three Deadly Combination karena akanada Yoga di dalamnya.... (hehehe maaf ya Bang Yass).

Ada Fahmi yang suara adzannya membuat merinding (setuju dengan Bang Yass) dan dialah yang paling mengerti tajwid diantara yang lain. Dan orang-orang memanggilnya dengan sebutan “repot” karena kebingungannya dia jika ingin melakukan sesuatu. Kok dipanggilnya “repot ya?” Wkwkwkw.

Ada Hendryan dan Zulhilmi, adalalah dua orang yang tak bisa dipisahkan karena memang rumah mereka pun berdampngan wkwkwk. Mereka yang jika dilihat pendiam namun ternyata cukup ahli jika melakukan pendekatan dengan anak kelas 1 (yanglaki2lho) saat GO part 1. 

Ada juga Rafly yang mudah-mudahan bisa menjadi salah-satu petinggi di MPK (Aamiin). Dialah yang mungkin terlihat asing diantara yang lain karena jarang terlihat tapi mudah-mudahan dia bisa menjadi pengurus yang lebih aktif lagi agar bisa menjadi contoh bagi yang lain. (NB: Jangan suka main game online lagi yaaa).

Ada Dhawy, he is my ta’akhi yang hampir setiap malam aku mengirimkan sms padanya “Ada yang masih terjaga?” Karena dia adalah pribadi yang begitu misterius, pribadi yang tidak banyak bicara namun banyak bekerja, pribadi yang out of the box, pribadi yang dibalik wajah pendiamnya mengandung keberanian, ketidakpercayaan akan mitos, kritis, pantang menyerah, kerja keras dan yang lainnya. Aku berharap suatu hari nanti bukan aku yang mengirimkan sms itu tapi sebaliknya karena banyak orang menginginkan pribadinya yang lebih terbuka.

Ada sang penasehat, sang pemimpin, sang juara, sang apalagi yaa….? Dialah Bang Mujahid, sang istiqomah yang meski sudah ditinggal teman-temannya tapi sekarang menjadi akrab dengan kami. Seorang ikon yang pantang menyerah, jujur, tegas, baik, bisa menjadi panutan bagi yang lain. Bagiku dialah teman bercerita yang menurutku paling enak (bukanenakmakanan:P). Mudah-mudahan keistiqomahan nya bisa menular ke yang lain. Aamiin...

Ada Ilham Touchscreen *jadiingethplama , eh maksudnya Ilham Tachril. Dialah yang menurutku hebat jika nantinya terpilih menjadi ketua Rohis tapii… Allah berkehendak lain karena dia maju sebagai OSIS yang mudah-mudahan bisa terpilih menjadi ketua OSIS . Aamiin . (NB: Aka nada suatu rasa tersendiri jika melihatnya, yaitu rasa bahwa dia yang bisa menjadi pemimpin diantara kita hehehe peace brooo).

Ada juga Koko, si llincah ini yang tak bisa diam dan selalu bersemangat jika berhubungan dengan Rohis. Seorang teman perjuangan yang sempat meninggalkan Rohis namun aku tahu hatinya selalu terikat dengan Rohis. Selau cepat dalam mengajak teman yang lain adalah ciri khasnya. Namun aku berharap supaya Koko bisa lebih berani lagi, masa berani di depan gawang doang  Tetap istiqomah yaa! I believe you can be my partnet one day.

Adaaaa….. siapa lagi ya? Oiya Bang Yasser. Hmm… sulit berkata tentangnya karena banyak sifat darinya yang bisa menjadi panutan. Dialah mentor kami, yang suka member kami semangat, yang suka menolong seseorang meski saat dia sedang sulit, yang suka datang dengan sisa tenaganya tapiiii… *Bang kedatanganmu sudah sangat membuat hati kami senang. Bayangkan jika dengan sisa tenaga saja bisa membuat senang bagaimana dengan full power Bang? Bisa-bisa abang diminta anak-anak traktir lagi hehehe peace ya Bang. Oiya jika udah menikah nanti undang kita dan mesti tetep mentoring ya Bang Hehehe *Ukhuwah kuat salah satunya karena mentoring.

Dan masih banyak lagi yang lain hehehe, maaf karena tidak bisa kutulis semua karena sebentar lagi mau wawancara dan tugas harus dikumpulkan Itulah profil singkat dari mungkin hanya 1% dari keseluruhan ROHIS 43. Harapanku kelak jika nanti kita masing-masing sudah sibuk dengan tugas-tugas sekolah MPK maupun OSIS. Jangan biarkan lahan dakwah ini hilang. Dan yang aku khawatirkan ialah jika kita sedang emosi akan timbul perpecahan, saranku ialah KEEP SMILE FOR ME AND MY FRIENDS. Masih ingat waktu itu Bang Yasser mengirimkanku sebuah pesan (*adadihplama) " dengan sebuah senyuman dapat membuat termotivasi bahwa kita tak ada masalah yang tak dapat diselesaikan dan jangan lupa senyum adalah ibadah yang paling mudah". 

Untuk alumni dan Pembina serta siapapun yang membaca ini, aku berharap kalian bisa membantu kami dalam memperjuangkan munculnya Mujahid-Mujahid baru serta istiqomah. Dan jangan marah yaa jika kami membuat kesalahan hehehe .

Ukhuwah itu sekarang terasa kering sekali. Aku merasakan. Dan seolah saja pintu itu tertutup. Semoga kisah yang ditulis Farhan ini bisa membangkitkan semangat kita lagi. I'll give my heart break first. Fi Amanillah. See you my beloved mentee. 

If you will, I wil try to let it go
If you try, I'll try to let it show

I'm gonna love myself more than anyone else
Believe in me when anyone can't see
I'm gonna be my own best friend
Stick with me till the end
Don't wanna lost myself again

Gomennasai, for everything
Gomennasai,
Gomennasai, I never needed a friend, Like I do now

thank you disillusionment
thank you frailty
thank you consequence
thank you silence
thank you providence
thank you nothingness
thank you clarity
***(yas)



Jakarta, 17th October 2012
23.03 pm in my bedroom
Saya pamit sebentar ya....
Sooner or later will be back!

I always cry everytime i watch this clip





"O my servants ! Spend and you will be given." [Bukhari, Muslim] 

Trust in Allah is better and stronger then what we have in the palms of our hands. 

Inshallah a good reminder for all of us :)

And whosoever fears Allah and keeps his duty to him, he will make a way for him to get out (from every difficulty). And he will provide him from (sources) he never could imagine. And whosoever puts his trust in Allah, then he will suffice him. Verily, Allah will accomplish his purpose. Indeed Allah has set a measure for all things.
(Surah number 65 v2)

Piece Of Me


When I was a scholar in UGM


when i was a scholar in PNJ


I have studied in NF



a letter from my secret admirer



a letter from my sister



a letter from my pupil


a letter from my brother



a letter from my brother



a poem from my other mother


a letter from my friends in UGM



a letter from my friend in Bali





three of papers from my friends in UGM



a letter from my mentee





three scripts from my mentee


a short story from my sister



a dearly letter from my brother



a secret letter from my brother
FriendsterCode.Net, Free Friendster Code Resource, Friendster skins and Profile Customization,Create your own custom glitter text only with http://www.friendstercode.net/ - Image hosted by ImageShack.us